Beranda > Jadwal Imunisasi Anak Lengkap sesuai Anjuran IDAI

imunisasi bayi

Jadwal Imunisasi Anak Lengkap sesuai Anjuran IDAI

Ditinjau oleh: dr. Juliana, Sp.A

Memastikan kesehatan dan kekebalan tubuh anak adalah tanggung jawab utama orang tua. Salah satu langkah penting untuk mencapai hal ini adalah dengan memberikan imunisasi yang lengkap sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Artikel ini membahas secara lengkap mengenai jadwal imunisasi anak yang dianjurkan oleh IDAI, beserta manfaat dan tips penting untuk memastikan kelancaran proses imunisasi.

Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI

Imunisasi menjadi kunci utama dalam melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan panduan jadwal imunisasi anak lengkap yang perlu dipahami oleh orang tua. 

Berikut adalah penjelasan mengenai jadwal imunisasi bayi 0-12  bulan hingga anak 1 tahun ke-atas yang direkomendasikan IDAI:

1. Hepatitis B: 0,2,3,4 & 18 Bulan

Salah satu vaksin penting yang direkomendasikan IDAI adalah Hepatitis B. Pemberian dosis pertama dilakukan dalam waktu 24 jam setelah lahir. Namun, jika anak memiliki berat badan di bawah 2 kg, pemberian vaksin Hepatitis B dosis pertama dapat ditunda.

2. Bacillus Calmette Guerin (BCG): 0–1 bulan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin BCG kepada anak untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC). Vaksin ini diberikan dalam rentang usia 0 hingga 1 bulan, idealnya sebelum bayi berusia 2 bulan.

Pada jadwal imunisasi anak terbaru, vaksin BCG direkomendasikan untuk diberikan sesaat setelah lahir atau sebelum bayi menginjak usia 1 bulan. Vaksin ini bermanfaat untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap bakteri Mycobacterium Tuberculosis, penyebab penyakit TBC.

Pemberian vaksin BCG terbukti efektif dalam mencegah TBC berat pada anak, terutama meningitis TBC dan TBC milier. Vaksin ini juga dapat memberikan perlindungan selama kurang lebih 15 tahun.

3. Difteri pertusis tetanus (DPT): 2, 3, 4, & 18 bulan

Vaksin DPT merupakan vaksin yang dapat mencegah beberapa penyakit berbahaya, seperti difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin ini diberikan dalam 4 dosis, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan.

Baca Juga: Imunisasi Anak: Apa Manfaat dan Jenis-Jenisnya 

4. Hemophilus Influenza Type B (Hib): 2, 3, 4 bulan

Vaksin Hemophilus influenza type B diberikan dalam 4 dosis, yaitu saat usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan. Pemberian vaksin Hib dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT dan vaksin tetanus. Vaksin ini membantu melindungi bayi dari penyakit pneumonia, meningitis, infeksi telinga (otitis media), dan epiglotitis yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae tipe B.

5. Polio: 1, 2, 3, 4 bulan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin Polio untuk melindungi bayi dari penyakit polio. Polio adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan cacat permanen.

Vaksin Polio diberikan dalam 4 dosis, yaitu saat usia 0-1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Dosis pertama vaksin Polio idealnya diberikan segera setelah lahir, namun paling lambat sebelum bayi berusia 1 bulan. Pemberian dosis selanjutnya dilakukan dengan interval 1 bulan.

Pada usia 18 bulan, bayi akan mendapatkan vaksin Polio ulangan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus polio. Vaksin Polio biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin DPT, Hepatitis B, dan Hib. Vaksin ini terbukti efektif dalam mencegah penyakit polio dan sangat penting untuk diberikan kepada semua bayi sesuai jadwal yang direkomendasikan IDAI.

6. Campak: 9 dan 15 bulan

Campak adalah salah satu penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti peradangan paru-paru. Untuk mencegahnya, vaksin campak diberikan pada bayi yang telah mencapai usia 9 bulan. Dosis ulangan diberikan ketika anak berusia 15 bulan.

7. Rotavirus: mulai dari usia 6 minggu

Pemberian vaksin Rotavirus dapat diberikan sebagai imunisasi tambahan untuk melindungi bayi dari penyakit diare berat. Vaksin ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko dehidrasi dan komplikasi serius akibat diare rotavirus..

Terdapat dua jenis vaksin Rotavirus yang direkomendasikan IDAI, yaitu:

  • Vaksin Rotavirus Monovalen: Diberikan dalam 2 dosis, yaitu saat usia 6 minggu dan 12 minggu. Dosis kedua harus diberikan sebelum anak berusia 24 minggu.
  • Vaksin Rotavirus Pentavalen: Diberikan dalam 3 dosis, yaitu saat usia 6-12 minggu, 10-14 minggu, dan 16-24 minggu.

8. Pneumococcus (PCV): mulai dari 7–12 bulan

Vaksin Pneumokokus (PCV) bertujuan untuk melindungi bayi dari berbagai infeksi berbahaya, seperti meningitis, pneumonia, dan infeksi pada telinga. Vaksin ini diberikan pada rentang usia 7 bulan hingga 5 tahun dengan skema yang berbeda-beda sesuai usia.

Berikut skema pemberian vaksin PCV berdasarkan usia:

  • Usia 7-12 bulan: 2 dosis dengan jarak minimal 1 bulan, dan 1 dosis booster saat usia 12 bulan.
  • Usia 1-2 tahun: 2 dosis dengan jarak 2 bulan dari pemberian vaksin pertama.
  • Usia 2-5 tahun: 2 dosis dengan jarak 2 bulan, dan 1 dosis tambahan PCV13.

9. Influenza (flu): mulai dari 6 bulan

Vaksin influenza diberikan pada anak untuk melindungi anak dari penyakit influenza (flu). Vaksin ini diberikan pada anak usia 6 bulan ke atas.

Berikut skema pemberian vaksin Flu berdasarkan usia:

  • Anak usia 6 bulan – 8 tahun:
    • Diberikan sebanyak 2 dosis pada anak yang belum pernah mendapatkan vaksin flu sebelumnya.
    • Jika anak sudah mendapatkan 2 dosis vaksin flu, mereka hanya membutuhkan 1 dosis.
  • Anak usia 9 tahun ke atas:
    • Hanya memerlukan 1 dosis vaksin flu.

Vaksin Flu dapat diberikan melalui suntikan atau semprotan hidung. Konsultasikan dengan dokter anak Anda untuk memilih jenis vaksin Flu yang tepat untuk anak Anda.

10. Vaksin mumps, measles, rubella (MMR): mulai dari 6 bulan

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk melindungi bayi dari tiga penyakit menular yang berbahaya, yaitu campak, gondongan, dan campak Jerman. Vaksin ini diberikan pada anak usia 6 bulan ke atas.

Berikut skema pemberian vaksin MMR berdasarkan usia:

  • Usia 6-12 bulan: 2 dosis dengan jarak minimal 4 minggu. Dosis pertama idealnya diberikan pada usia 9 bulan, namun paling lambat sebelum usia 12 bulan.
  • Usia 12-15 bulan: 1 dosis booster. Vaksin ini harus segera diberikan saat anak berusia 12 bulan, meskipun sudah mendapatkan 2 dosis sebelumnya.
  • Usia 4-7 tahun: 1 dosis booster. Vaksin ini diberikan di sekolah dasar, biasanya pada kelas 1.

Baca Juga: Pentingnya Vaksin BCG untuk Anak dan Dewasa

11. Vaksin Japanese encephalitis (JE): mulai umur 9 bulan

Vaksin Japanese Encephalitis (JE) bertujuan untuk melindungi bayi dari penyakit radang otak. Vaksin ini idealnya diberikan kepada bayi yang berusia 9 bulan ke atas, terutama jika mereka tinggal di daerah endemik JE atau berencana bepergian ke daerah tersebut.

Berikut skema pemberian vaksin JE:

  • Usia 9 bulan: 1 dosis
  • Usia 1-2 tahun: 1 dosis booster. Dosis ini diberikan 1-2 tahun setelah dosis pertama.

12. Vaksin varisela: 1 tahun

Pemberian vaksin Varisela diberikan untuk melindungi bayi dari penyakit cacar air. Vaksin ini idealnya diberikan kepada bayi yang berusia 12 bulan. Namun, pemberian vaksin Varisela dapat dilakukan lebih awal, yaitu pada usia 7 bulan, atau ditunda hingga usia 7 tahun sebelum anak masuk sekolah dasar.

13. Vaksin hepatitis A: mulai umur 1 tahun

Salah satu vaksin yang penting dalam jadwal imunisasi anak adalah vaksin hepatitis A, yang mulai diberikan saat anak berusia 1 tahun. Vaksin ini bertujuan untuk melindungi dari virus hepatitis A yang menyerang hati dan dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi. Vaksin hepatitis A diberikan dalam dua dosis. Dosis pertama diberikan saat anak berusia 1 tahun, dan dosis kedua diberikan 6-12 bulan setelah vaksin pertama.

14. Vaksin tifoid polisakarida: mulai umur 2 tahun

Dalam jadwal imunisasi anak yang direkomendasikan oleh IDAI, salah satu vaksin yang diberikan adalah vaksin tifoid polisakarida, yang mulai diberikan saat anak berusia 2 tahun. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella typhi, penyebab penyakit tifus. Pemberian vaksin ini direkomendasikan untuk anak yang telah berusia di atas 2 tahun, dengan pengulangan setiap 3 tahun untuk memastikan perlindungan yang berkelanjutan.

15. Vaksin human papilloma virus (HPV): 9–14 tahun

Vaksin Human Papilloma Virus (HPV) untuk melindungi anak dari Human Papilloma Virus (HPV) yang dapat menyebabkan kanker serviks, kanker anusnya, dan kanker penis. Vaksin ini idealnya diberikan pada anak usia 9-14 tahun.

Berikut skema pemberian vaksin HPV:

  • Usia 9-14 tahun: 2 dosis
  • Jarak antar dosis: 6-15 bulan setelah vaksin pertama

16. Vaksin dengue: 6–16 tahun

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin Dengue untuk melindungi anak dari penyakit demam berdarah. Vaksin ini idealnya diberikan pada anak usia 6-16 tahun.

Berikut skema pemberian vaksin Dengue:

  • Usia 6-16 tahun: 2 dosis
  • Jarak antar dosis: 6 bulan

Vaksin Dengue hanya direkomendasikan untuk anak yang tinggal di daerah endemik demam berdarah atau yang memiliki riwayat demam berdarah dengan komplikasi atau IgG positif.

Hal yang Diperlukan Jika Imunisasi Terlewat

Memastikan anak Anda mendapatkan imunisasi yang lengkap dan tepat waktu sangatlah penting untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit berbahaya. Namun, terkadang jadwal imunisasi bisa terlewatkan karena berbagai alasan. Berikut beberapa langkah penting yang dapat Anda lakukan jika imunisasi anak Anda terlewat:

1. Catat Tanggal Imunisasi

Gunakan buku catatan atau buku harian kesehatan khusus untuk mencatat jadwal imunisasi anak Anda. Tuliskan tanggal pemberian setiap dosis vaksin, jenis vaksin yang diberikan, dan tanggal imunisasi berikutnya. Tandai kalender Anda dengan tanggal imunisasi dan atur pengingat di ponsel agar Anda tidak melewatkannya.

2. Konsultasikan dengan Dokter

Segera hubungi dokter anak Anda untuk mendiskusikan imunisasi yang terlewat. Dokter akan menyusun jadwal baru untuk mengejar dosis yang tertunda. Ikuti semua saran dan instruksi dari dokter terkait imunisasi tersebut.

3. Melakukan Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan kesehatan rutin pada anak sangat penting untuk memantau kesehatan mereka secara menyeluruh dan memastikan jadwal imunisasi berjalan lancar.

4. Vaksinasi Berkelompok

Vaksinasi berkelompok adalah strategi yang memungkinkan anak-anak yang terlewat jadwal imunisasinya mendapatkan beberapa vaksin sekaligus. Ini adalah solusi efektif untuk mengejar ketinggalan dan memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai rekomendasi IDAI.

Dengan mengikuti jadwal imunisasi lengkap dan memberikan perhatian ekstra terhadap kesehatan si Kecil, Anda dapat membantu mereka tumbuh kembang dengan optimal dan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya.

Ingatlah bahwa imunisasi adalah salah satu pilihan terbaik yang dapat Anda berikan untuk masa depan anak. Anda dapat melakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Anak di Klinik BAMED khusus di cabang Bamed Meruya, Bintaro, Tebet, dan Bekasi untuk mendapatkan informasi dan panduan yang tepat tentang imunisasi bagi si kecil.