Beranda > Anemia pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

anemia pada anak

Anemia pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Ditinjau oleh: dr. Fatimatuzzuhroh, Sp.A

Anemia adalah kondisi jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam tubuh berada di bawah batas normal, sehingga kemampuan darah untuk membawa oksigen dan nutrisi ke sel tubuh menjadi terganggu. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga sering terjadi pada anak-anak. Anemia pada anak dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk menyebabkan gangguan konsentrasi, mudah lelah, dan gangguan tumbuh kembang. Oleh karena itu, mengenali penyebab dan gejala anemia menjadi langkah awal yang penting untuk menentukan cara mengatasi anemia dengan tepat.

Apa Itu Anemia pada Anak

Anemia pada anak terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen dan zat nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan organ-organ tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk berfungsi secara optimal, sehingga anak lebih rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan.

Kondisi ini dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari hingga tumbuh kembang anak secara keseluruhan. 

Penyebab anemia beragam, mulai dari kekurangan nutrisi penting seperti zat besi, vitamin B12, atau folat, hingga gangguan produksi sel darah merah akibat penyakit tertentu. Mengenali penyebab anemia sangat penting agar penanganan yang diberikan dapat sesuai dan efektif.

Penyebab Anemia pada Anak

Anemia pada anak menjadi kondisi yang perlu diwaspadai, terutama karena dapat memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif. Penyebab anemia bervariasi, bergantung pada jenis dan faktor risiko yang dimiliki. 

1. Defisiensi Zat Besi

Defisiensi zat besi adalah penyebab anemia yang paling sering terjadi pada anak. Zat besi merupakan salah satu zat yang dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh.

  • Bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan kurang dan bayi lahir dari ibu yang mengalami anemia saat hamil merupakan beberapa faktor risiko.
  • Kekurangan asupan makanan kaya zat besi, seperti daging, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, menjadi penyebab utama.
  • Kehilangan darah, baik karena luka, menstruasi pada remaja perempuan, atau infeksi cacing tambang, juga bisa memicu defisiensi zat besi.

2. Kekurangan Vitamin Penting

Vitamin B12 dan asam folat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah. Ketika tubuh kekurangan vitamin ini, anemia megaloblastik dapat terjadi.

  • Kekurangan vitamin B12 sering ditemukan pada anak yang tidak mengonsumsi makanan hewani, seperti daging dan produk susu.
  • Kekurangan asam folat biasanya terjadi akibat pola makan yang tidak seimbang.

3. Gangguan Penyerapan Nutrisi

Gangguan pada sistem pencernaan dapat menghambat penyerapan nutrisi penting yang diperlukan untuk produksi darah.

  • Penyakit celiac, yang mengganggu penyerapan zat besi dan vitamin, sering kali menjadi penyebab tersembunyi anemia pada anak.
  • Gangguan pencernaan lain juga bisa menyebabkan tubuh tidak dapat memanfaatkan nutrisi dari makanan dengan optimal.

4. Faktor Genetik

Beberapa jenis anemia, seperti talasemia dan anemia sel sabit, disebabkan oleh faktor genetik.

  • Pada talasemia, bentuk dan fungsi hemoglobin terganggu, sehingga sel darah merah mudah rusak.
  • Anemia sel sabit terjadi ketika sel darah merah berbentuk tidak normal, sehingga tidak mampu membawa oksigen secara efisien.
  • Kelainan darah akibat gangguan sumsum tulang dalam memproduksi darah.

5. Penyakit Kronis dan Kehilangan Darah

Anemia juga dapat dipicu oleh penyakit kronis dan perdarahan.

  • Penyakit seperti gagal ginjal, infeksi kronis, atau gangguan autoimun dapat mengganggu produksi sel darah merah.
  • Kehilangan darah akibat cedera, operasi, atau menstruasi pada remaja perempuan juga menjadi salah satu penyebab umum anemia.

Memahami penyebab anemia pada anak dapat membantu orang tua dan pengasuh untuk mengambil langkah pencegahan dan penanganan yang tepat. Dengan menjaga pola makan yang sehat dan memeriksakan kesehatan anak secara rutin, risiko anemia dapat diminimalkan.

Gejala Anemia pada Anak

Tanda-tanda anemia pada anak sering kali sulit dikenali pada tahap awal. Gejala yang muncul dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya, dan terkadang anak-anak dengan anemia tidak merasakan keluhan apapun hingga kondisinya memburuk. 

1. Kulit Pucat atau Kekuningan

Salah satu gejala yang paling umum adalah perubahan warna kulit yang menjadi pucat atau bahkan kekuningan. Hal ini terjadi karena kurangnya sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

2. Kelelahan yang Berlebihan

Anak dengan anemia sering terlihat lemas, mudah lelah, atau enggan untuk bermain dan berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Mereka mungkin juga tampak kurang bersemangat dan malas untuk melakukan aktivitas fisik.

3. Sesak Napas dan Detak Jantung Tidak Teratur

Pada kondisi yang lebih parah, anak mungkin mengalami kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas fisik, serta detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan oksigen.

4. Gangguan Kognisi, Sulit Berkonsentrasi dan Perkembangan Terlambat

Zat besi dibutuhkan terutama untuk fungsi kognitif, daya ingat, atensi dan interaksi sosial, sehingga anemia dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk fokus belajar, terutama di sekolah. Mereka mungkin kesulitan dalam belajar atau berkonsentrasi di kelas. Selain itu, jika tidak segera ditangani, anemia dapat mengganggu pertumbuhan linear dan menghambat tumbuh kembang anak.

5. Mudah Terinfeksi dan Luka Sulit Sembuh

Anak dengan anemia seringkali memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang baik, sehingga lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, luka atau bekas cedera juga mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh.

Dampak Anemia pada Anak

Akibat anemia yang tidak ditangani dengan baik, anak dapat mengalami berbagai dampak yang serius, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak secara keseluruhan. 

1. Gangguan pada Perkembangan Fisik dan Kognitif

Anemia yang berlangsung lama dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Dalam jangka pendek, anak mungkin merasa kelelahan yang berlebihan, sulit berkonsentrasi, dan prestasi belajar menurun. Dalam jangka panjang, anemia dapat menyebabkan berat badan anak sulit naik, penurunan napsu makan serta meningkatkan risiko gangguan perkembangan fisik dan kognitif.

2. Penurunan Daya Tahan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh yang terganggu akibat anemia membuat anak lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, mereka juga lebih mudah mengalami cedera atau keracunan karena tubuh yang kekurangan oksigen, sehingga proses pemulihan menjadi lebih lambat.

3. Risiko Komplikasi Kesehatan

Anemia yang tidak ditangani dengan tepat dapat mempengaruhi organ tubuh penting, seperti jantung, otak, dan ginjal. Dalam kasus yang lebih parah, anemia kronis dapat menyebabkan masalah jantung dan meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya. Bahkan, bagi wanita yang mengalami anemia saat hamil, kondisi ini dapat membahayakan kesehatan bayi.

Cara Mencegah Anemia pada Anak

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah anemia pada anak sangat penting agar pertumbuhannya optimal dan terhindar dari kekurangan zat besi. Anemia dapat mempengaruhi energi, konsentrasi, dan perkembangan fisik anak.:

1. Pastikan Pola Makan Kaya Zat Besi

Memberikan makanan yang kaya akan zat besi heme dari sumber protein hewani seperti daging merah, hati, ikan, dan telur sangat efektif dalam mencegah anemia. Zat besi heme lebih mudah diserap tubuh dibandingkan zat besi non-heme yang berasal dari sumber nabati, seperti sayuran hijau. Selain itu, asupan zat besi dari makanan terfortifikasi, seperti susu pertumbuhan atau sereal, juga dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi anak.

2. Dukung dengan Makanan Kaya Vitamin C

Vitamin C berperan penting dalam meningkatkan penyerapan zat besi, terutama yang berasal dari sumber nabati. Oleh karena itu, memberikan buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, paprika, atau tomat, akan sangat membantu meningkatkan penyerapan zat besi di tubuh anak.

3. Konsultasikan dengan Dokter untuk Suplemen Zat Besi

Jika anak membutuhkan tambahan zat besi, terutama pada anak dengan risiko tinggi atau bayi prematur, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan suplemen zat besi yang sesuai. Suplemen ini dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi anak yang tidak dapat dipenuhi hanya melalui makanan.

4. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat penting untuk memantau kadar hemoglobin anak dan mendeteksi anemia sejak dini. Dengan demikian, langkah pencegahan atau penanganan dapat dilakukan lebih cepat jika ditemukan tanda-tanda kekurangan zat besi.

5. Perhatikan Kebersihan dan Pengelolaan Infeksi

Infeksi atau gangguan pencernaan dapat menghambat penyerapan nutrisi, termasuk zat besi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan makanan, lingkungan, dan tubuh anak sangat penting untuk mencegah anemia yang disebabkan oleh infeksi atau parasit.

Pengobatan Anemia pada Anak

Agar anemia pada anak dapat ditangani dengan efektif, penting untuk mengetahui penyebabnya dan memilih langkah pengobatan yang tepat. Anemia pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan zat besi atau kondisi medis lainnya. 

1. Pemberian Suplemen Zat Besi

Jika anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi, suplemen zat besi sering kali menjadi pengobatan utama. Suplemen ini membantu meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah anak. Penting untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter agar mendapatkan manfaat maksimal.

2. Transfusi Darah pada Kasus Berat

Untuk anemia yang berat, terutama akibat kehilangan darah yang signifikan, transfusi darah mungkin diperlukan untuk menggantikan sel darah merah yang hilang dan membantu memulihkan kadar hemoglobin.

3. Peningkatan Asupan Zat Besi melalui Pola Makan

Meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan zat besi sangat penting untuk mencegah anemia defisiensi zat besi. Makanan seperti daging merah, hati, biji-bijian, sayuran hijau, dan produk yang diperkaya zat besi seperti sereal bisa membantu mencukupi kebutuhan zat besi anak.

4. Pengobatan Penyakit Penyerta

Jika anemia disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti infeksi cacing tambang atau gangguan genetik, maka pengobatan terhadap penyakit tersebut akan menjadi prioritas. Mengatasi masalah kesehatan yang mendasari anemia sangat penting untuk pemulihan yang lebih efektif.

5. Konsultasi dengan Ahli Gizi untuk Pola Makan Seimbang

Ahli gizi dapat membantu merancang pola makan yang tepat untuk anak dengan anemia, termasuk saran mengenai makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi dan jenis suplemen yang mungkin diperlukan. Pola makan yang baik akan mendukung proses penyembuhan dan pertumbuhan anak.

Demikianlah penjelasan mengenai anemia pada anak, kondisi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kesehatan secara keseluruhan. Penting untuk mengenali gejala dan penyebab anemia sejak dini agar penanganan yang tepat dapat segera dilakukan. Pastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, terutama zat besi, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Jika Anda membutuhkan konsultasi lebih lanjut, Layanan Spesialis Anak di Klinik Bamed siap membantu dengan cabang di Meruya, Bintaro, Bekasi, dan Tebet.