Ditinjau oleh : dr. Wahyu Kusuma Wardhani, Sp.A, M. Biomed
Stunting menjadi sebuah kondisi yang sering kali terabaikan namun berdampak besar pada masa depan anak. Kondisi teresbut merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi, terutama pada seribu hari pertama kehidupan (HPK). Masalah ini tidak hanya mempengaruhi tinggi badan anak, tetapi juga perkembangan otak dan sistem kekebalan tubuh mereka.
Stunting, yang umum terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, dapat disebabkan oleh malnutrisi pada ibu hamil atau selama masa pertumbuhan anak. Gejalanya yang paling terlihat adalah tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan teman sebaya mereka, yang menunjukkan keterlambatan pertumbuhan yang memerlukan perhatian serius.
Mengingat dampak besar yang ditimbulkan, pemahaman mendalam tentang stunting sangat penting bagi orang tua, tenaga kesehatan, dan masyarakat luas.
Baca Juga: ISPA pada Anak: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan
Apa Itu Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Kondisi ini terjadi akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan atau periode 1000 Hari Pertama Kehidupan, yang meliputi masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Selain malnutrisi, infeksi berulang juga dapat memperburuk kondisi ini. Meskipun banyak yang mengira bahwa anak yang pendek pasti mengalami stunting, tidak semua anak pendek mengalami gangguan ini.
Stunting tidak hanya berpengaruh pada ukuran fisik, tetapi juga pada perkembangan otak, yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan daya saing anak di masa depan. Berdasarkan data Kemenkes 2021, Indonesia memiliki angka stunting yang cukup tinggi, yaitu 24,4%, yang menunjukkan bahwa masalah ini perlu ditangani dengan serius.
Faktor Penyebab Stunting
Salah satu masalah utama yang menyebabkan stunting pada anak adalah berbagai faktor yang saling berkaitan. Berikut adalah lima poin penting yang perlu dipahami mengenai penyebab stunting:
1. Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil
Salah satu faktor utama penyebab stunting adalah kekurangan gizi pada ibu hamil. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan yang berkelanjutan setelah kelahiran. Status gizi ibu yang buruk, seperti kurangnya asupan zat besi atau protein, dapat memengaruhi perkembangan janin.
2. Praktik Pemberian Makan yang Tidak Tepat
Pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak, baik dalam hal jenis maupun waktu pemberian, dapat memperburuk kondisi gizi anak. Kurangnya ASI eksklusif selama enam bulan pertama atau pemberian MPASI yang tidak memenuhi standar gizi dapat meningkatkan risiko stunting.
3. Infeksi Berulang
Penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi pada anak-anak dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting. Hal ini memperburuk keadaan gizi mereka dan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan.
4. Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan yang Buruk
Lingkungan yang tidak sehat, dengan sanitasi yang buruk seperti air kotor dan kurangnya fasilitas kebersihan, dapat meningkatkan risiko infeksi yang berulang. Infeksi ini semakin memperburuk kondisi gizi anak dan memicu terjadinya stunting.
5. Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan
Kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang memadai, seperti pemeriksaan kehamilan rutin, imunisasi, dan perawatan anak, juga berkontribusi pada peningkatan risiko stunting. Tanpa pemantauan kesehatan yang tepat, masalah gizi dan pertumbuhan anak bisa terlewatkan.
Dampak Stunting pada Anak
Akan sangat berisiko bagi anak yang mengalami stunting karena dampaknya tidak hanya terlihat dalam waktu singkat, tetapi juga dapat mempengaruhi kehidupan mereka dalam jangka panjang.
1. Gangguan Perkembangan Otak dan Kognitif
Stunting dapat menghambat perkembangan otak anak, yang pada gilirannya mempengaruhi kecerdasan dan kemampuan kognitif mereka. Anak yang mengalami stunting cenderung kesulitan dalam belajar, memiliki daya ingat yang lemah, dan berisiko memiliki prestasi belajar yang buruk.
2. Gangguan Pertumbuhan Fisik
Salah satu dampak yang paling jelas dari stunting adalah pertumbuhan fisik yang terhambat. Anak-anak yang stunting cenderung memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya, serta berat badan yang lebih rendah. Hal ini berpotensi menghambat perkembangan fisik mereka secara keseluruhan.
3. Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh
Stunting dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh anak, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Anak yang stunting membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dan seringkali menderita penyakit berulang.
4. Risiko Penyakit Kardiovaskular dan Metabolik di Masa Depan
Studi menunjukkan bahwa stunting di masa anak-anak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit degeneratif pada masa dewasa, termasuk penyakit jantung, diabetes, hipertensi, dan obesitas. Kondisi ini menambah beban kesehatan seiring bertambahnya usia.
5. Kualitas Hidup yang Menurun
Dampak stunting tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Anak yang mengalami stunting lebih cenderung memiliki produktivitas yang rendah di masa dewasa, bahkan berpotensi memiliki penghasilan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tumbuh sehat dan normal.
Mengapa Penting untuk Mengetahui Stunting
Memahami stunting sangat penting, terutama bagi orang tua dan masyarakat, karena dapat membantu mencegah serta mengatasi masalah ini sejak dini. Stunting pada balita berisiko menyebabkan terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan mental, dan kesehatan anak, serta meningkatkan kerentanannya terhadap penyakit.
Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko stunting, kita dapat melakukan deteksi dini dan intervensi yang lebih tepat untuk mencegah dampak yang lebih buruk. Pencegahan stunting bisa dilakukan dengan memberikan gizi yang baik pada ibu hamil, ASI eksklusif, serta MPASI yang bergizi sesuai perkembangan anak. Selain itu, edukasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan juga perlu dilakukan.
Pemahaman yang baik tentang penyebab stunting memungkinkan kita merancang pencegahan yang lebih efektif, yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan anak, tetapi juga untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa depan, serta memberikan dampak positif bagi pembangunan bangsa. Penanganan stunting merupakan investasi jangka panjang yang dapat mengurangi dampak fisik, mental, dan ekonomi di masa depan.
Pencegahan Stunting
Alangkah pentingnya upaya pencegahan stunting yang dilakukan secara komprehensif, dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Hal ini bertujuan untuk memastikan tumbuh kembang anak yang optimal dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan jangka panjang.
1. Pemenuhan Gizi Sejak Kehamilan
Ibu hamil harus mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang, termasuk konsumsi makanan bergizi dan suplemen yang dianjurkan tenaga medis. Hal ini sangat penting untuk perkembangan janin yang sehat dan meminimalkan risiko stunting di masa depan.
2. Pemberian ASI Eksklusif
Selama enam bulan pertama kehidupan, pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi, serta berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
3. Pemberian MPASI yang Tepat
Setelah usia enam bulan, bayi perlu diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi seimbang dan sesuai dengan usia. MPASI ini harus mengandung cukup vitamin, protein, dan mineral untuk mendukung pertumbuhan anak yang sehat.
4. Sanitasi dan Pemantauan Perkembangan
Menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik sangat penting untuk mencegah infeksi yang dapat mengganggu penyerapan gizi. Selain itu, memantau secara rutin berat badan dan tinggi badan anak dapat membantu mendeteksi masalah pertumbuhan sejak dini, sehingga tindakan pencegahan bisa segera diambil.
Baca Juga: 7 Cara Menurunkan Demam pada Bayi yang Efektif, Ibu Harus Tahu
Stunting adalah masalah serius yang memerlukan perhatian lebih untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal. Dengan menjaga gizi ibu hamil, memberikan ASI eksklusif, dan memantau perkembangan anak secara rutin, kita bisa mencegah dampak buruk stunting. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di Layanan Spesialis Anak Klinik BAMED untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan langkah pencegahan yang tepat.