Ditinjau oleh : dr. Kania Adhyanisitha, Sp.A
Masa kanak-kanak adalah periode krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan, di mana nutrisi yang tepat sangat diperlukan. Namun, sebagian orang tua sering kali menghadapi tantangan ketika anak mereka menjadi picky eater, yaitu kondisi di mana anak sangat selektif dalam memilih makanan.
Fase ini bisa membuat orang tua khawatir tentang asupan gizi anak. Picky eater adalah kebiasaan yang sering ditemui pada anak-anak, di mana mereka hanya ingin mengonsumsi makanan tertentu dan enggan mencoba makanan baru.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu picky eater, penyebab terjadinya, dampaknya terhadap kesehatan, dan kapan saatnya orang tua perlu membawa anak untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apa Itu Picky Eater
Picky eater adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak-anak yang sangat selektif dalam memilih makanan. Anak dengan kebiasaan ini cenderung hanya mau makan makanan tertentu dan enggan mencoba makanan baru, meskipun makanan tersebut mungkin memiliki kandungan gizi yang penting.
Fenomena ini umum terjadi pada anak-anak, terutama saat mereka memasuki usia 2 tahun, dan sering kali berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Namun, meskipun hal ini sering dianggap sebagai bagian dari perkembangan anak, pola makan yang terbatas dapat mempengaruhi asupan gizi mereka dalam jangka panjang.
Perilaku picky eating ini berbeda dengan fussy eater, di mana anak dengan fussy eating cenderung menerima variasi makanan meski dengan keengganan, sementara picky eater benar-benar menolak makanan baru. Meski kondisi ini sering terjadi pada anak-anak, tidak jarang juga ditemukan pada orang dewasa.
Orang yang menjadi picky eater berisiko mengalami masalah kesehatan terkait dengan pola makan yang tidak seimbang, seperti kelebihan atau kekurangan berat badan. Memahami apa itu picky eater adalah langkah pertama untuk menghadapinya, terutama agar orang tua dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mendukung perkembangan anak secara optimal.
Baca Juga: Penyakit Anak Cacingan, Ini Kondisi dan Pengobatannya
Penyebab Anak Menjadi Picky Eater
Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi picky eater. Memahami penyebabnya sangat penting untuk mencari solusi yang tepat dalam menghadapinya. Berikut faktor yang bisa mempengaruhi perilaku picky eater pada anak:
1. Pengalaman Makanan Negatif
Jika anak pernah mengalami pengalaman buruk dengan makanan tertentu, seperti rasa yang terlalu pedas atau tekstur yang tidak disukai, mereka mungkin enggan mencoba makanan baru. Pengalaman ini dapat menyebabkan anak menjadi lebih selektif dan menolak makanan yang mereka anggap tidak nyaman.
2. Perkembangan Sensorik Anak
Anak-anak cenderung lebih sensitif terhadap rasa, tekstur, dan bau makanan. Beberapa anak mungkin menolak makanan dengan tekstur tertentu atau rasa yang kuat, yang membuat mereka lebih selektif dalam memilih makanan yang mereka konsumsi.
3. Pengaruh Lingkungan Keluarga
Kebiasaan makan orang tua atau anggota keluarga lainnya bisa mempengaruhi pola makan anak. Jika orang tua atau saudara kandung anak juga picky eater, anak cenderung meniru perilaku tersebut. Selain itu, lingkungan yang kurang mendukung keberagaman makanan bisa memperburuk kebiasaan memilih-milih makanan.
4. Faktor Emosional Anak
Bagi sebagian anak, makan dapat menjadi hal yang berhubungan dengan kenyamanan emosional. Mereka mungkin merasa lebih aman makan makanan yang sudah dikenal dan menghindari yang baru. Hal ini bisa menjadi alasan anak lebih suka makanan tertentu karena memberikan rasa nyaman.
5. Faktor Genetik dan Kesehatan
Beberapa anak lebih cenderung menjadi picky eater karena faktor genetik yang membuat mereka lebih sensitif terhadap rasa atau tekstur makanan tertentu. Selain itu, masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan atau alergi makanan juga bisa menyebabkan anak menjadi lebih selektif terhadap makanan.
Baca Juga: Peran dan Tugas Dokter Spesialis Gizi Klinik dalam Kesehatan
Dampak Picky Eater
Kondisi picky eater, meskipun sering dianggap sebagai fase perkembangan yang normal, jika tidak segera diatasi, dapat menimbulkan dampak yang cukup signifikan bagi kesehatan anak. Berikut poin penting yang perlu diperhatikan terkait dampak dari picky eater:
1. Kekurangan Nutrisi
Anak yang memilih-milih makanan dan hanya mengonsumsi jenis makanan tertentu berisiko mengalami kekurangan gizi. Pola makan yang terbatas ini bisa menghambat asupan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, dan serat, yang esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2. Gangguan Pertumbuhan
Kekurangan nutrisi yang terjadi akibat picky eating dapat mengganggu perkembangan fisik dan mental anak. Anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang seimbang berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, baik dalam hal tinggi badan maupun perkembangan kognitif.
3. Masalah Kesehatan Jangka Panjang
Selain dampak pada pertumbuhan, picky eating yang berlangsung lama dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Anak yang tidak makan makanan bergizi, seperti buah dan sayuran, lebih rentan terhadap gangguan pencernaan, obesitas, dan kekurangan vitamin atau mineral yang penting bagi tubuh.
Kapan Anak Picky Eater Harus Dibawa ke Dokter
Apabila kebiasaan picky eater pada anak tidak membaik meskipun sudah dilakukan berbagai pendekatan di rumah, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.
1. Penurunan Berat Badan atau Pertumbuhan yang Terhambat
Ketika anak sudah mengalami penurunan berat badan yang signifikan atau pertumbuhan fisiknya terlihat lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah pada pola makan mereka. Kondisi ini perlu ditangani lebih lanjut oleh profesional kesehatan.
2. Gejala Kekurangan Gizi
Apabila anak menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi, seperti kulit pucat, kelelahan berlebihan, atau sering jatuh sakit, penting untuk segera mencari bantuan medis. Gejala-gejala ini dapat mengindikasikan bahwa anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung perkembangan tubuh yang optimal.
3. Kecemasan atau Stres Terhadap Makanan
Apabila anak merasa sangat cemas atau stres mengenai makanan, dan hal ini mulai mempengaruhi kesejahteraan emosional dan mentalnya, ini juga merupakan tanda yang perlu diperhatikan. Dalam kasus seperti ini, seorang dokter atau ahli gizi dapat memberikan evaluasi dan rekomendasi untuk intervensi yang lebih lanjut, seperti terapi untuk mengatasi masalah picky eating.
Menghadapi anak yang menjadi picky eater memang bisa menjadi tantangan, namun dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak mengembangkan pola makan yang lebih seimbang. Jika kebiasaan ini berlangsung lama dan mulai mengganggu kesehatan anak, konsultasikan segera dengan dokter spesialis anak.
Klinik BAMED menyediakan Layanan Spesialis Anak yang siap membantu, dengan cabang di Meruya, Bintaro, Bekasi, dan Tebet. Jangan ragu untuk mencari dukungan profesional agar anak Anda tumbuh dengan sehat dan optimal.