Ditinjau oleh : dr. Juliana, Sp.A
Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menjangkit siapa saja, termasuk anak-anak. Sayangnya, gejala TBC pada anak sering kali sulit dikenali, sehingga diagnosis terlambat dan pengobatan menjadi lebih rumit.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memahami tanda-tanda dan faktor risiko penyakit TBC pada anak. Artikel ini akan memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai TBC, mulai dari gejala, cara penularan, hingga langkah-langkah pengobatan yang perlu diambil.
Apa Itu TBC (Tuberkulosis)?
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, namun juga dapat terjadi di bagian tubuh lainnya, seperti otak, ginjal, atau tulang belakang. TBC juga dapat menginfeksi beberapa bagian tubuh secara bersamaan, misalnya terjadi di paru-paru dan kelenjar getah bening sekaligus. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang terpapar kuman TBC akan mengalami gejala penyakit. Oleh karena itu, terdapat dua kondisi yang terkait dengan TBC, yaitu TBC tidak aktif (atau infeksi TBC laten) dan TBC aktif.
1. TBC Tidak Aktif (TBC Laten)
TBC tidak aktif, atau infeksi TBC laten, merupakan kondisi di mana kuman TBC berada dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala penyakit. Pada anak-anak yang terinfeksi, meskipun mereka membawa kuman tersebut, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit aktif dan tidak merasa sakit. Anak-anak dengan kondisi ini tidak dapat menularkan TBC kepada orang lain. Meskipun demikian, untuk mencegah perkembangan penyakit TBC aktif di kemudian hari, anak-anak yang didiagnosis dengan TBC tidak aktif dapat diberikan pengobatan.
2. TBC Aktif
Kuman TBC dapat menjadi aktif ketika sistem kekebalan tubuh tidak mampu mengendalikan pertumbuhannya. Saat kuman TBC berkembang biak di dalam tubuh, kondisi ini dikenal sebagai penyakit TBC aktif. Anak-anak yang menderita penyakit TBC aktif akan merasakan gejala penyakit TBC. Selain itu, mereka juga berpotensi menularkan kuman tersebut kepada orang-orang yang berada di sekitar mereka, terutama kepada teman-teman dan anggota keluarga yang sering mereka temui.
Penyebab TBC pada Anak
Penyebaran TBC pada anak seringkali terjadi akibat kontak erat dengan penderita TBC aktif. Ketika seseorang yang mengidap TBC batuk atau bersin, bakteri penyebab TBC akan menyebar melalui udara atau percikan ludah yang mengandung bakteri tersebut. Jika anak menghirup udara yang mengandung bakteri ini, maka ia berisiko terinfeksi.
Risiko penularan akan semakin tinggi jika anak sering melakukan kontak fisik yang dekat dengan penderita TBC, seperti digendong, dicium, atau berbagi peralatan makan. Hal ini dikarenakan anak-anak, terutama yang masih berusia balita, memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sekuat orang dewasa sehingga lebih rentan terhadap infeksi. Kebiasaan buruk seperti tidak menutup mulut saat batuk atau bersin juga dapat mempermudah penyebaran bakteri TBC.
Gejala Anak Mengalami TBC
Gejala penyakit TBC pada anak dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Tahap Exposure
Ketika kuman penyebab TBC berhasil menembus pertahanan tubuh anak, ia dapat mulai berkembang biak dan memicu penyakit. Namun, tidak semua anak yang terpapar kuman ini akan langsung jatuh sakit. Jika sistem kekebalan tubuh anak cukup kuat, kuman TBC bisa dikendalikan dan tidak menimbulkan gejala apapun. Inilah yang disebut sebagai tahap paparan. Pada fase ini, meski anak telah terinfeksi, tubuhnya mampu menahan serangan kuman sehingga anak tetap sehat dan aktif. Kondisi ini sering terjadi pada anak yang lebih besar. Hasil tes tuberkulin akan menunjukkan riwayat paparan kuman TBC pada anak tersebut.
2. Tahap TBC Aktif
Jika daya tahan tubuh si kecil tidak cukup kuat untuk menghentikan pertumbuhan kuman TBC, penyakit ini akan semakin aktif. Beberapa tanda yang sering muncul ketika TBC mulai mengganggu kesehatan anak adalah batuk yang tak kunjung sembuh yang berlangsung lebih dari dua minggu. Selain itu, demam lebih dari dua minggu, tubuh terasa lemas, dan nafsu makan yang menurun juga menjadi ciri khas penyakit ini. Anak juga mungkin mengalami kesulitan bernapas, serta pertumbuhan yang terhambat. Dalam beberapa kasus, batuk yang dialami dapat disertai dengan darah dan munculnya benjolan pada kelenjar getah bening.
Pengobatan Penyakit TBC pada Anak
Pengobatan penyakit tuberkulosis (TBC) pada anak harus segera dilakukan setelah diagnosis positif. Anak yang terdiagnosis dengan TBC aktif ataupun yang sudah terinfeksi kuman TBC tetapi belum menunjukkan gejala memerlukan perhatian medis. Penanganan penyakit ini biasanya dilakukan oleh Dokter Spesialis Anak.
Untuk anak yang baru terpapar bakteri TBC dan belum menunjukkan tanda-tanda penyakit aktif, pengobatan akan dilakukan dengan memberikan obat Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Obat ini harus dikonsumsi setiap hari dengan lama pemberian tergantung pada jenis TPT yang diberikan.
Di sisi lain, bagi anak yang telah didiagnosis dengan TBC aktif, dokter akan meresepkan tiga jenis OAT, yaitu isoniazid, pyrazinamid, dan rifampicin, yang harus diminum setiap hari selama dua bulan. Setelah itu, pengobatan akan dilanjutkan dengan dua jenis obat, rifampicin dan isoniazid, selama empat bulan ke depan. Namun, ada beberapa jenis TBC yang membutuhkan pengobatan dengan empat jenis obat pada dua bulan pertama, dan ada juga yang membutuhkan pengobatan lebih dari enam bulan.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua OAT yang direkomendasikan untuk orang dewasa dapat digunakan untuk anak-anak. Misalnya, OAT jenis ethambutol sebaiknya dihindari karena dapat berisiko menimbulkan dampak negatif pada penglihatan anak. Oleh karena itu, pengobatan TBC pada anak memerlukan pendekatan yang hati-hati dan pengawasan yang ketat dari tenaga medis.
Sebagai orang tua, penting untuk selalu waspada terhadap gejala-gejala yang mungkin muncul, seperti batuk berkepanjangan, penurunan berat badan, dan kelelahan yang tidak wajar. Jika Anda melihat tanda-tanda tersebut atau memiliki kekhawatiran terkait kesehatan anak, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Anak di Klinik BAMED yang tersedia di cabang Meruya, Bekasi, Bintaro, dan Tebet.