Beranda > Endometriosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

endometriosis

Endometriosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Ditinjau oleh: dr. Susie Susilawati, Sp.O.G

Pernahkah Anda mengalami nyeri saat haid yang luar biasa? Atau mungkin kesulitan hamil? Endometriosis bisa jadi penyebabnya. Kondisi ini terjadi ketika jaringan rahim tumbuh di luar rongga rahim, menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu.

Tapi tenang, endometriosis bisa diatasi! Artikel ini akan membahas lengkap tentang endometriosis, mulai dari ciri-cirinya, penyebabnya, hingga cara diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Apa itu Endometriosis?

Endometriosis adalah kondisi medis yang terjadi ketika jaringan seperti lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Jaringan ini dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh seperti ovarium, tuba falopi, dan organ panggul lainnya. Kondisi ini menyebabkan gejala yang mengganggu dan memengaruhi kesuburan.

Gejala/ciri-ciri Endometriosis

Endometriosis seringkali memiliki gejala yang bervariasi dan intensitas yang berbeda-beda pada setiap wanita. Beberapa gejalanya termasuk:

1. Sakit Saat Berhubungan Seks

Sakit yang dirasakan saat berhubungan seksual adalah salah satu gejala endometriosis yang paling umum. Hal ini disebabkan oleh jaringan endometriosis yang tumbuh di sekitar organ reproduksi yang terlibat dalam aktivitas seksual. Rasa sakitnya bisa bervariasi, seperti tajam, menusuk, atau terasa membakar.

2. Nyeri Panggul Kronis

Nyeri panggul kronis bisa berlangsung terus-menerus atau bersifat episodik, memburuk saat menstruasi atau ovulasi. Hal ini dapat merupakan ciri-ciri penyakit endometriosis. 

3. Infertilitas

Salah satu risiko endometriosis adalah dampak negatifnya pada kesuburan. Banyak wanita yang mengalami endometriosis kesulitan untuk hamil. Hal ini disebabkan oleh pembentukan jaringan parut dan peradangan di sekitar organ reproduksi, yang dapat menghambat kemampuan wanita untuk hamil. Selain itu, jaringan endometriosis juga dapat mengganggu fungsi tuba fallopi, sehingga menyulitkan proses pembuahan sel telur.

4. Kembung atau Mual

Endometriosis bisa memicu peradangan di rongga perut, yang menyebabkan gejala seperti kembung, mual, dan bahkan muntah, terutama saat menstruasi. Kondisi ini membuat perut terasa penuh atau kembung, yang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

5. Nyeri Saat Buang Air Besar atau Buang Air Kecil

Endometriosis juga dapat menyebabkan nyeri saat buang air besar atau kecil, terutama selama periode menstruasi. Ini disebabkan oleh jaringan endometrium yang tumbuh di area kandung kemih atau usus.

6. Pendarahan berlebihan selama menstruasi

Pendarahan menstruasi yang berat atau tidak teratur adalah gejala lain dari endometriosis. Wanita dengan kondisi ini sering mengalami pendarahan berlebihan selama menstruasi, disertai gumpalan darah dan nyeri yang parah.

7. Nyeri Saat Haid

Nyeri saat haid yang parah dapat menjadi salah satu gejala utama endometriosis. Nyeri ini sering kali lebih intens daripada nyeri haid biasa dan dapat disertai dengan gejala lain, seperti nyeri panggul kronis, nyeri saat berhubungan seksual, atau nyeri saat buang air besar. Jika nyeri haid dirasa berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Penyebab Endometriosis

Meskipun penyebab endometriosis belum diketahui, tetapi beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko, antara lain:

1. Komplikasi bekas luka operasi

Salah satu penyebab perkembangan endometriosis adalah komplikasi dari bekas luka operasi. Bekas luka dari prosedur seperti operasi caesar atau histerektomi dapat menjadi tempat di mana jaringan endometrium menempel dan tumbuh.

Jaringan endometrium yang tumbuh di bekas luka operasi dapat membentuk kista endometriosis, yang dikenal sebagai endometrioma. Kista ini biasanya berisi darah tua yang tidak bisa keluar dari tubuh, menyebabkan nyeri dan komplikasi lebih lanjut.

2. Menstruasi mundur

Menstruasi mundur, atau retrograde menstruation, terjadi ketika darah menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium mengalir kembali melalui tuba falopi ke dalam rongga panggul.

Beberapa faktor dapat menyebabkan menstruasi mundur termasuk kondisi anatomis tertentu yang membuat aliran menstruasi lebih rentan mengalir mundur. Misalnya, posisi rahim yang miring atau bentuk tuba falopi yang abnormal dapat meningkatkan risiko aliran menstruasi mundur.

3. Transportasi sel endometrium

Sistem limfatik, yang mengangkut cairan limfa di seluruh tubuh, juga dapat membawa sel-sel endometrium. Sel-sel ini dapat menyebar ke organ dan jaringan di luar rahim melalui jalur limfatik.

Setelah mencapai lokasi baru melalui aliran darah atau sistem limfatik, sel-sel endometrium dapat menempel pada permukaan organ atau jaringan lain dan mulai tumbuh. Seperti di dalam rahim, sel-sel ini merespons siklus hormonal bulanan, menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembentukan jaringan parut.

4. Kondisi sistem kekebalan tubuh

Sistem kekebalan tubuh berfungsi melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit dengan mengenali dan menghancurkan sel-sel yang tidak normal atau berbahaya. Wanita dengan endometriosis, sistem kekebalan tidak dapat mengenali dan menghilangkan sel-sel endometrium yang tumbuh di luar rahim. Akibatnya, sel-sel ini dapat menempel dan berkembang.

Cara Mendiagnosa dan Pengobatan Medis Endometriosis

Saat mendiagnosis endometriosis, riwayat kesehatan pribadi Anda, termasuk kehamilan sebelumnya, sangat penting diperhatikan. Meskipun beberapa alat skrining dan tes telah dikembangkan, belum ada yang tervalidasi secara pasti untuk mengidentifikasi individu atau populasi yang paling rentan terhadap endometriosis. Kondisi ini sering menunjukkan gejala mirip dengan penyakit lain, yang dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis.

Untuk mendeteksi endometriosis, sering kali diperlukan ultrasonografi atau MRI. Metode diagnosis yang lebih pasti adalah laparoskopi. Prosedur ini memungkinkan dokter bedah menggunakan kamera kecil (laparoskop) untuk melihat ke dalam tubuh. Selama laparoskopi, dokter juga dapat mengambil biopsi atau sampel jaringan kecil yang akan dikirim ke laboratorium untuk konfirmasi diagnosis.

Baca Juga: Mengenal Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) pada Wanita

Pilihan Pengobatan Endometriosis

Pilihan pengobatan endometriosis tidak seragam. Dokter akan menyesuaikannya dengan beberapa faktor penting, yaitu:

Usia Anda

Untuk pasien muda yang belum berencana hamil dalam waktu dekat, terapi hormon sering menjadi pilihan pertama. Terapi ini dapat membantu mengurangi gejala endometriosis dan mencegah perkembangan penyakit.

Sebaliknya, pada pasien pasca menopause, pengobatan biasanya berfokus pada manajemen gejala dan pencegahan komplikasi. Terapi hormon tidak selalu disarankan pada tahap ini karena risiko yang terkait dengan penggunaannya pada wanita pascamenopause.

Keparahan gejala

Untuk gejala endometriosis ringan hingga sedang, penggunaan obat pereda nyeri seperti NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) dapat membantu mengendalikan nyeri menstruasi dan peradangan.

Untuk gejala yang lebih parah, seperti nyeri kronis atau infertilitas, pembedahan mungkin diperlukan. Prosedur laparoskopi sering digunakan untuk mengangkat jaringan endometriosis yang terlokalisasi. Jika gejala tidak merespons pengobatan lain, histerektomi (pengangkatan rahim) bisa menjadi opsi terakhir.

Keinginan untuk hamil

Pasien yang ingin hamil memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda. Dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan yang membantu meningkatkan kesuburan.

Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan:

Obat-obatan:

  • Obat pereda nyeri: Obat pereda nyeri seperti NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) dapat membantu mengurangi nyeri menstruasi dan peradangan akibat endometriosis.
  • Pil KB: Pil KB (pil kontrasepsi hormonal) sering direkomendasikan sebagai terapi awal untuk mengobati endometriosis. Pil ini mengandung hormon estrogen dan progestin yang membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim.
  • Progestin: Terapi progestin dapat diberikan dalam bentuk pil, suntikan, atau perangkat intrauterin (IUD) yang mengandung progestin. Progestin membantu menghambat pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim dan mengurangi peradangan.
  • GnRH agonist: GnRH (Gonadotropin-Releasing Hormone) agonist adalah obat yang menghentikan produksi hormon gonadotropin, yang mengatur siklus menstruasi. Dengan menghentikan produksi hormon ini, GnRH agonist dapat menunda atau menghentikan menstruasi sementara dan mengurangi gejala endometriosis.
  • Danazol: Danazol adalah obat sintetis yang berfungsi menghentikan ovulasi dan menghambat produksi hormon estrogen. Penggunaan danazol dapat mengurangi pertumbuhan jaringan endometrium di luar rahim dan mengurangi gejala endometriosis seperti nyeri menstruasi. Namun, penggunaan danazol seringkali dikaitkan dengan efek samping yang serius seperti perubahan pada suara, pertumbuhan rambut berlebihan, dan masalah hati.

Pembedahan

  • Laparoskopi: Laparoskopi adalah prosedur bedah minimal invasif yang umumnya digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati endometriosis. Selama laparoskopi, dokter memasukkan alat kecil yang disebut laparoskop melalui sayatan kecil di perut. Laparoskop dilengkapi dengan kamera yang memungkinkan dokter untuk melihat jaringan endometriosis di dalam rongga panggul.
  • Laparotomi: Laparotomi adalah prosedur bedah konvensional yang melibatkan sayatan besar di perut untuk mengakses organ dalam. Biasanya dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis, kista endometriosis, atau bahkan melakukan histerektomi (pengangkatan rahim) pada kasus yang parah.

Perawatan Alternatif

  • Perubahan pola makan: Mengonsumsi makanan yang kaya akan anti inflamasi seperti buah-buahan, sayuran, ikan berlemak, dan biji-bijian utuh dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri.
  • Olahraga: Olahraga teratur dapat membantu mengurangi nyeri serta meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental pada wanita dengan endometriosis. Latihan aerobik ringan seperti berjalan, berenang, atau bersepeda dapat meningkatkan aliran darah ke organ panggul. 

Endometriosis memang berbahaya, tapi bukan berarti hal tersebut tidak dapat diatasi. Dengan mengenali gejalanya, berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dan menjalani pengobatan yang tepat Anda dapat melakukan konsultasi tersebut di Klinik BAMED yang memiliki layanan Spesialis Obstetri dan Ginekologi.