Beranda > 6 Jenis Eating Disorder yang Perlu Diwaspadai

jenis eating disorder

6 Jenis Eating Disorder yang Perlu Diwaspadai

Ditinjau oleh: dr. Maryam, Sp.G.K

Tidak semua masalah makan disebabkan oleh selera atau kebiasaan. Dalam banyak kasus, seseorang dapat mengalami gangguan makan serius yang memengaruhi kesehatan fisik, mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Gangguan ini dikenal dengan istilah eating disorder.

Eating disorder merupakan kondisi psikologis kompleks yang dapat membuat seseorang memiliki hubungan yang tidak sehat dengan makanan, berat badan, atau citra tubuhnya. Beberapa di antaranya bahkan bisa berujung pada komplikasi kesehatan serius, jika tidak ditangani dengan tepat.

Untuk itu, penting bagi Anda memahami jenis eating disorder yang umum terjadi, mengenali gejalanya sejak dini, dan mengetahui pendekatan terbaik untuk mengatasinya. Simak penjelasan lengkap berikut ini.

Apa Itu Eating Disorder

Eating disorder adalah kondisi gangguan mental yang ditandai dengan pola makan yang tidak normal dan sering kali ekstrem, baik dalam bentuk pembatasan makanan, makan berlebihan, maupun perilaku kompulsif terkait makan. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga emosional dan sosial seseorang.

Meskipun sering kali diasosiasikan dengan keinginan menurunkan berat badan, faktanya eating disorder dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti trauma masa kecil, tekanan sosial, stres, hingga gangguan psikologis lainnya seperti depresi dan kecemasan.

Gejala umum yang bisa muncul meliputi:

  • Perubahan pola makan secara drastis
  • Obsesi terhadap berat badan atau bentuk tubuh
  • Perasaan bersalah setelah makan
  • Menyembunyikan kebiasaan makan dari orang lain

Mengenali jenis-jenis eating disorder akan membantu Anda atau orang terdekat dalam mengambil langkah penanganan yang tepat.

Jenis-Jenis Eating Disorder

Ada berbagai jenis eating disorder yang perlu Anda ketahui. Masing-masing memiliki ciri khas dan gejala berbeda. Berikut enam jenis eating disorder yang paling umum dan penting untuk diwaspadai.

1. Anoreksia

Anoreksia nervosa, atau yang lebih dikenal dengan anoreksia, adalah gangguan makan yang ditandai dengan pembatasan asupan makanan secara ekstrem. Penderita anoreksia memiliki ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan meskipun tubuh mereka sudah sangat kurus.

Gejala anoreksia meliputi:

  • Penurunan berat badan drastis
  • Menghindari makanan berkalori tinggi
  • Kebiasaan menghitung kalori secara obsesif
  • Citra tubuh yang sangat negatif
  • Gangguan menstruasi pada perempuan

Jika tidak ditangani, anoreksia bisa menyebabkan malnutrisi, kerusakan organ, bahkan kematian.

2. Bulimia

Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan siklus makan dalam jumlah besar (makan berlebihan), lalu diikuti dengan tindakan kompensasi, seperti memuntahkan kembali makanan, puasa ketat, atau olahraga berlebihan.

Gejala bulimia antara lain:

  • Pola makan dalam jumlah besar dalam waktu singkat
  • Perilaku memuntahkan makanan setelah makan
  • Penggunaan obat pencahar secara berlebihan
  • Rasa malu atau bersalah setelah makan
  • Berat badan relatif normal, sehingga sering luput dari perhatian

Bulimia dapat menyebabkan gangguan elektrolit, kerusakan lambung dan tenggorokan, serta gangguan pada jantung.

3. Binge Eating Disorder

Binge eating disorder atau gangguan makan berlebihan merupakan kondisi di mana seseorang makan dalam jumlah besar secara cepat dan tidak terkendali, namun tidak diikuti oleh perilaku kompensasi seperti pada bulimia.

Gejala utama binge eating disorder:

  • Makan sangat cepat hingga merasa tidak nyaman
  • Makan meskipun tidak lapar
  • Merasa bersalah atau depresi setelah makan
  • Makan sendirian karena malu
  • Kegemukan atau obesitas

Jenis eating disorder ini bisa meningkatkan risiko diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan kronis lainnya.

4. ARFID (Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder)

ARFID adalah gangguan makan yang ditandai dengan pola makan yang sangat selektif atau pembatasan ekstrem terhadap jenis makanan tertentu, bukan karena keinginan menurunkan berat badan, melainkan karena ketakutan akan tekstur, warna, bau, atau pengalaman makan yang traumatis.

Gejala ARFID mencakup:

  • Menghindari makanan tertentu secara konsisten
  • Tidak tertarik untuk makan
  • Kekurangan gizi dan berat badan rendah
  • Gangguan pertumbuhan pada anak-anak
  • Tidak ada kekhawatiran terhadap citra tubuh

ARFID lebih sering ditemukan pada anak-anak, tetapi juga dapat terjadi pada orang dewasa.

5. Ruminasi

Ruminasi adalah gangguan di mana seseorang secara berulang mengeluarkan makanan yang telah dikunyah dan ditelan, lalu mengunyahnya kembali, menelannya ulang, atau membuangnya.

Ciri-ciri ruminasi:

  • Makanan kembali ke mulut tanpa mual atau usaha muntah
  • Perilaku ini dilakukan secara sadar
  • Tidak disebabkan oleh kondisi medis lain
  • Dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan dehidrasi

Ruminasi dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa dan sering kali berkaitan dengan stres atau trauma emosional.

6. Gangguan Makan Pica

Pica adalah gangguan makan di mana seseorang mengonsumsi benda-benda non-makanan yang tidak memiliki nilai gizi, seperti tanah, kapur, sabun, kertas, atau rambut.

Gejala gangguan makan pica:

  • Dorongan kuat untuk memakan benda asing
  • Perilaku berlangsung selama lebih dari satu bulan
  • Risiko keracunan atau gangguan pencernaan
  • Umumnya terjadi pada anak-anak, wanita hamil, atau individu dengan gangguan perkembangan

Meskipun terdengar tidak biasa, gangguan makan pica perlu ditangani serius karena dapat membahayakan kesehatan secara langsung.

Cara Mengatasi Eating Disorder

Mengatasi eating disorder memerlukan pendekatan multidisipliner, karena kondisi ini melibatkan aspek fisik, emosional, dan psikologis secara bersamaan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil sebagai cara mengatasi eating disorder secara efektif:

1. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan Mental

Langkah pertama adalah menemui psikolog atau psikiater untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Terapi kognitif perilaku (CBT) sangat efektif dalam membantu penderita mengenali pola pikir negatif yang mendasari gangguan makan.

2. Pendampingan Nutrisi oleh Ahli Gizi

Seorang ahli atau dokter gizi klinis dapat membantu menyusun pola makan yang sehat, aman, dan disesuaikan dengan kondisi pasien, termasuk memulihkan kembali berat badan ideal.

3. Dukungan Keluarga dan Lingkungan

Peran keluarga sangat penting dalam proses pemulihan. Edukasi kepada orang terdekat mengenai jenis eating disorder akan membantu mereka memberikan dukungan emosional yang lebih baik.

4. Penggunaan Obat-obatan Jika Diperlukan

Dalam beberapa kasus, obat antidepresan atau anti-kecemasan dapat diberikan sebagai bagian dari pengobatan, namun harus berada di bawah pengawasan dokter.

5. Komunitas dan Terapi Kelompok

Bergabung dengan komunitas atau support group dapat memberikan rasa kebersamaan dan mengurangi perasaan isolasi yang sering dialami oleh penderita eating disorder.

Kesimpulan

Meski sering kali tersembunyi di balik penampilan luar yang tampak biasa saja, jenis eating disorder bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Dari anoreksia hingga gangguan makan pica, masing-masing memiliki gejala dan tantangan tersendiri.

Semakin cepat gejala dikenali dan ditindaklanjuti, semakin besar peluang untuk pulih secara menyeluruh. Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan tanda-tanda gangguan makan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Spesialis Gizi di Klinik BAMED pada Layanan Spesialis Gizi Klinik. Karena memahami cara mengatasi eating disorder bukan hanya soal menyelamatkan fisik, tetapi juga menyembuhkan jiwa.