Beranda > Kanker Kulit: Penyebab, Gejala, dan Cara Mendeteksinya

kanker kulit

Kanker Kulit: Penyebab, Gejala, dan Cara Mendeteksinya

Ditinjau oleh : dr. Adhimukti T. Sampurna, Sp.D.V.E, Subsp.O.B.K, FINSDV, FAADV

Kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum dan terjadi akibat pertumbuhan sel abnormal pada lapisan kulit. Penyakit ini sering dikaitkan dengan pajanan sinar ultraviolet (UV) yang merusak sel kulit, sehingga berisiko memicu perkembangan sel kanker. Meski demikian, kanker kulit termasuk yang paling dapat dicegah dan diatasi jika terdeteksi sejak dini.

Kanker kulit seringkali ditandai dengan perubahan pada permukaan kulit, misalnya timbul bercak atau benjolan dengan bentuk tidak wajar. Mengenali jenis, penyebab, serta gejala awal kanker kulit menjadi langkah awal untuk mengurangi risiko dan mencegah dampak yang lebih serius. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai penyebab, gejala, serta cara mencegah kanker kulit.

Apa Itu Kanker Kulit?

Kanker kulit terjadi akibat pertumbuhan sel kulit yang tidak normal dan tidak terkendali, yang umumnya dipicu oleh pajanan sinar ultraviolet (UV) berlebih. Kondisi ini dapat mengenai siapa saja, terutama mereka yang sering terpajan sinar matahari tanpa perlindungan. Salah satu tanda awalnya adalah perubahan pada kulit, seperti munculnya benjolan, tahi lalat, atau bercak dengan bentuk dan ukuran yang tidak biasa. Jika dibiarkan tanpa penanganan, kanker kulit dapat berkembang lebih serius dan berisiko menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Ada beberapa jenis kanker kulit yang perlu diwaspadai. Karsinoma sel basal merupakan jenis yang paling umum, biasanya berbentuk nodul atau benjolan, berwarna seperti kulit atau dengan pigmentasi coklat atau hitam, dengan permukaan mengilap dan seringkali tampak pembuluh darah kecil (telangiektasis). Karsinoma sel skuamosa sering ditemukan dalam bentuk tumor seperti kembang kol atau berupa luka yang tidak menyembuh. Dan melanoma yang merupakan jenis kanker kulit yang paling berbahaya karena dapat menyebar lebih cepat. Melanoma biasanya ditandai dengan tahi lalat atau bercak berpigmen yang berubah warna, bentuk, atau ukuran secara tidak wajar. 

Baca Juga: Kulit Sunburn Karena Terpapar Sinar Matahari? Atasi dengan 10 Cara Ini!

Penyebab Kanker Kulit

Munculnya kanker kulit sering kali dikaitkan dengan berbagai faktor yang dapat merusak sel kulit dan memicu pertumbuhan yang tidak normal. Pajanan sinar ultraviolet (UV) dari matahari menjadi salah satu penyebab utama, tetapi ada faktor lain yang turut meningkatkan risiko timbulnya kanker kulit. Memahami penyebab kanker kulit dapat membantu dalam pencegahan dan deteksi dini. 

1. Pajanan Sinar Ultraviolet (UV)

Sinar UV dari matahari dapat merusak DNA dalam sel kulit, menyebabkan mutasi yang berujung pada pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Risiko ini meningkat bagi mereka yang sering beraktivitas di bawah sinar matahari tanpa perlindungan, terutama di daerah beriklim tropis atau dataran tinggi. Selain matahari, sumber radiasi UV lainnya seperti tempat tidur penyamakan kulit buatan (tanning bed) juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker kulit.

2. Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga

Individu dengan riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker kulit memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi serupa. Selain itu, seseorang yang sebelumnya pernah mengalami kanker kulit juga berpotensi mengalami kekambuhan. Faktor genetik ini membuat beberapa orang lebih rentan terhadap dampak negatif sinar UV dibandingkan yang lain.

3. Jenis Kulit dan Tahi Lalat

Orang yang memiliki kulit putih atau pucat lebih rentan terhadap kanker kulit karena jumlah melanin yang lebih sedikit dalam tubuh mereka. Melanin berfungsi sebagai perlindungan alami terhadap sinar UV, sehingga mereka yang memiliki kadar melanin rendah lebih berisiko mengalami kerusakan kulit akibat paparan matahari. Selain itu, individu yang memiliki banyak tahi lalat atau tahi lalat berukuran besar juga lebih berisiko mengalami perubahan sel yang dapat berkembang menjadi kanker kulit.

4. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah

Mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah lebih rentan terkena kanker kulit. Penderita HIV/AIDS, pasien yang menjalani transplantasi organ dan mengkonsumsi obat imunosupresif, atau mereka yang mengalami penyakit autoimun memiliki risiko lebih tinggi karena tubuh mereka tidak mampu melawan perubahan sel yang tidak normal dengan efektif.

5. Pajanan Zat Kimia dan Radiasi

Beberapa bahan kimia tertentu, seperti arsenik, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kulit, terutama jika terpajan dalam jangka waktu lama. Selain itu, individu yang pernah menjalani terapi radiasi, misalnya untuk pengobatan jerawat atau eksim atopik, juga memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kanker kulit, terutama jenis karsinoma sel basal.

Baca Juga: 10 Langkah Mudah Merawat Wajah untuk Kulit Sehat dan Glowing

Ciri-ciri Kanker Kulit

Perlu diperhatikan bahwa kanker kulit dapat muncul dengan berbagai gejala yang sering kali tidak disadari. Biasanya, tanda-tanda awal muncul pada bagian tubuh yang sering terpajan sinar matahari, seperti wajah, leher, lengan, dan telinga. Namun, bukan berarti bagian tubuh lain terbebas dari risiko. Kanker kulit juga bisa berkembang di area yang jarang terkena sinar matahari, termasuk kaki, telapak tangan, bahkan area kelamin. Mengenali gejalanya sejak dini sangat penting agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:

1. Luka atau Benjolan yang Tidak Sembuh

Luka yang tak kunjung membaik meskipun telah diberikan perawatan seharusnya tidak dianggap sepele. Kanker kulit karsinoma sel basal sering kali muncul sebagai benjolan kecil yang mengilat atau luka yang tampak seperti koreng tetapi sulit sembuh. Sementara itu, karsinoma sel skuamosa dapat berbentuk benjolan kasar atau lesi bersisik yang terasa nyeri, berdarah, dan bisa berkembang menjadi kerak. Jika mengalami luka atau benjolan yang tidak kunjung sembuh dalam waktu lama, sebaiknya segera periksa ke dokter.

2. Perubahan pada Tahi Lalat

Tahi lalat yang mengalami perubahan warna, bentuk, atau ukuran bisa menjadi indikasi awal kanker kulit melanoma. Metode ABCDE dapat digunakan untuk mendeteksi perbedaannya, yaitu:

  • Asimetris: Bentuk tahi lalat tidak simetris atau tidak rata.
  • Border (Tepi): Pinggiran tahi lalat tidak beraturan dan tampak kabur.
  • Color (Warna): Warna tidak merata, bisa campuran cokelat, hitam, merah, atau bahkan biru.
  • Diameter: Ukuran tahi lalat lebih dari 6 mm.
  • Evolusi: Adanya perubahan dari segi ukuran, warna, atau bentuk dalam waktu tertentu.
    Jika tahi lalat mengalami perubahan yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk memastikan kondisinya.

3. Bercak Kemerahan atau Kulit Bersisik

Kulit yang mengalami iritasi terus-menerus, tampak bersisik, atau muncul bercak merah tanpa sebab yang jelas bisa menjadi tanda kanker kulit. Lesi ini bisa terasa gatal atau perih, dan pada beberapa kasus, dapat berdarah. Jenis kanker kulit karsinoma sel skuamosa sering muncul dalam bentuk ini, terutama pada area tubuh yang sering terpajan sinar matahari. Jika kondisi ini tidak membaik dalam waktu lama, sebaiknya segera diperiksakan.

4. Sensasi Gatal atau Nyeri yang Berlangsung Lama

Kanker kulit tidak selalu ditandai dengan perubahan tampilan pada kulit, tetapi juga bisa menyebabkan sensasi tidak nyaman seperti gatal atau nyeri di area tertentu. Munculnya rasa gatal atau perih tanpa penyebab yang jelas dan berlangsung terus-menerus patut dicurigai. Gejala ini bisa muncul bersamaan dengan perubahan kulit, seperti bercak, benjolan, atau luka yang sulit sembuh.

Cara Mendeteksi Kanker Kulit

Perlu dilakukan deteksi dini kanker kulit untuk meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Mengenali tanda-tanda awal dan melakukan pemeriksaan secara rutin dapat membantu mendeteksi kanker kulit sejak tahap awal. 

1. Pemeriksaan Mandiri Secara Rutin

Melakukan pemeriksaan kulit sendiri (SAKURI) setiap bulan dapat membantu mengenali perubahan yang mencurigakan. Perhatikan jika terdapat tahi lalat atau bercak baru, serta perubahan ukuran, warna, atau tekstur pada tahi lalat yang sudah ada. Area tubuh yang sering  sinar matahari seperti wajah, tangan, leher, dan kaki perlu diperiksa dengan lebih teliti. Jika ditemukan tanda yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan tenaga medis.

2. Pemeriksaan oleh Dokter

Selain pemeriksaan mandiri, kunjungan rutin ke dokter kulit juga penting untuk evaluasi lebih lanjut. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengamati langsung kondisi kulit yang mengalami perubahan. Jika diperlukan, dokter dapat menggunakan alat dermatoskop atau dermoskop untuk melihat detil lebih jelas pada kulit dan memastikan apakah perubahan tersebut berisiko.

3. Biopsi Kulit untuk Diagnosis

Jika ditemukan area kulit yang mencurigakan, dokter mungkin akan melakukan biopsi dengan mengambil sampel jaringan kulit untuk diperiksa di laboratorium histopatologi. Metode ini bertujuan untuk memastikan ada atau tidaknya sel kanker dalam jaringan tersebut. Biopsi merupakan langkah penting dalam menentukan jenis kanker kulit serta tingkat keparahannya.

4. Pemeriksaan Lanjutan dengan Teknologi Pemindaian

Jika kanker kulit dicurigai telah menyebar, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan lanjutan menggunakan teknologi pencitraan. Beberapa metode yang umum digunakan adalah:

  • USG, untuk melihat kondisi jaringan di bawah kulit.
  • CT Scan, menggunakan sinar-X untuk mendapatkan gambaran detail organ dalam.
  • MRI, yang memanfaatkan medan magnet dan gelombang radio untuk melihat penyebaran kanker ke jaringan tubuh lainnya.

Mendeteksi kanker kulit sejak dini dapat membantu dalam menentukan langkah penanganan yang lebih efektif.

Cara Mencegah Kanker Kulit

Supaya kulit tetap sehat dan terhindar dari risiko kanker, penting untuk memahami langkah-langkah pencegahan yang efektif. Perlindungan dari pajanan sinar matahari, kebiasaan hidup sehat, dan deteksi dini menjadi kunci utama dalam mengurangi kemungkinan berkembangnya kanker kulit. 

1. Melindungi Kulit dari Sinar Matahari 

Pajanan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan dapat merusak kulit dan meningkatkan risiko kanker. Untuk mengurangi dampak negatifnya, gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap hari, bahkan saat cuaca mendung. Pastikan tabir surya berspektrum luas yang mampu melindungi dari sinar UVA dan UVB. Aplikasikan sekitar satu ons (seukuran panjang 2 jari tangan) ke seluruh bagian tubuh yang tidak tertutup pakaian, termasuk leher, telinga, punggung tangan, dan bagian atas kaki. Ulangi pemakaian setiap dua jam atau setelah berkeringat dan berenang.

Selain tabir surya, kenakan pakaian yang dapat melindungi kulit, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi bertepi lebar, dan kacamata hitam dengan perlindungan UV. Jika memungkinkan, pilih pakaian dengan label perlindungan ultraviolet (UPF) untuk perlindungan yang lebih baik. Hindari pajanan sinar matahari langsung pada pukul 9 pagi hingga 4 sore saat intensitas sinarnya paling kuat. Jika bayangan tubuh lebih pendek dari tinggi badan, cari tempat teduh untuk mengurangi risiko pajanan berlebih.

2. Menghindari Kebiasaan Berisiko 

Beberapa kebiasaan tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker kulit, seperti penggunaan tanning bed atau alat penyamak kulit buatan. Radiasi dari alat ini dapat menyebabkan penuaan dini serta meningkatkan risiko kanker. Jika ingin memiliki tampilan kulit yang lebih gelap, pertimbangkan untuk menggunakan produk penyamak kulit tanpa paparan UV, tetapi tetap gunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan.

Berhati-hatilah saat berada di dekat air, salju, atau pasir karena permukaan ini dapat memantulkan sinar matahari dan meningkatkan risiko kulit terbakar. Pastikan juga untuk mengonsumsi makanan kaya antioksidan, seperti buah dan sayuran, guna membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel kulit.

3. Melakukan Deteksi Dini dan Pemeriksaan Rutin 

Mendeteksi perubahan pada kulit sejak dini sangat penting untuk mencegah kanker berkembang lebih lanjut. Lakukan pemeriksaan kulit mandiri secara rutin dengan memperhatikan adanya bintik baru, tahi lalat yang berubah warna atau bentuk, serta area kulit yang mengalami iritasi atau perdarahan tanpa sebab jelas. Jika menemukan tanda-tanda mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter kulit.

Pemeriksaan rutin oleh dokter dapat membantu mendeteksi masalah kulit lebih awal. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan dermoskopi atau dermatoskopi untuk menilai perubahan lebih detail atau merekomendasikan biopsi kulit jika terdapat lesi kulit yang mencurigakan. Jika kanker kulit terdeteksi lebih dini, tatalaksana bedah, terapi radiasi, atau kemoterapi memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Itulah mengapa mengenali tanda-tanda awal kanker kulit dan melakukan langkah pencegahan sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit. Jika Anda mengalami perubahan mencurigakan pada kulit, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Layanan Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika di Klinik BAMED, termasuk di cabang Meruya, siap membantu Anda mendapatkan perawatan terbaik sesuai kebutuhan kulit Anda.